Situasi
Pandemi membaca buku Syekh Ali Jaber
Oleh:
Dea Elsaid
Dalam situasi pandemi seperti saat ini bukan hanya kesehatan fisik yang perlu dirawat, kesehatan mental juga penting adanya. Dalam situasi pandemi saat ini syukur Alhamdulillah pemerintah menyalurkan bantuan berupa dana dan sembako pada masyarakat. Walau ada juga petinggi yang korupsi. usttt!!!
Sebagai
warga negara yang merasakan dampak pandemi, saya menanti peran besar negara
mengelola kesehatan jiwa masyarakat. Sebab ketakutan akan informasi, sirine
ambulance, dan angka pasien tentu menjadi momok bagi sekian orang. Tunggu dulu,
sepertinya tidak! Harapan itu mungkin agak lebih melambung, seharusnya saya
mengganti dengan impian bahwa negara segera menjamin pemerataan sosial dalam
aspek kesehatan, melihat sedang krisis. Tak perduli tingkatan kelas sosial,
hanya harapan semoga tak ada lagi hirarki antara menengah ke bawah hingga ke
atas. Semua mendapat perawatan dengan rata.
Pembaca yang budiman, semoga
yang sedang sakit segera Allah sembuhkan. Semoga Allah menjaga kita semua. Amin
Ya Rabbal Alamin.
Berbicara
tentang pandemi, kita akan banyak menghabiskan waktu di rumah. Untuk merawat
akal sehat, selain membaca kisah fiksi ada satu buku yang direkomendasikan,
dengan membacanya membuat kita tahu dan mengamalkannya insya Allah kita
memperoleh kebaikan dunia akherat.
Buku tersebut ditulis oleh Syekh Ali Jaber dengan judul
“Menjadi Hamba yang Dirindukan Surga” 30 Ibadah Utama agar Allah Bereskan
Urusan Dunia dan Akhiratmu. Buku ini memiliki ketebalan 207 Halaman dengan
berisikan daftar isi 32 Sub.
Buku ini menginformasikan tentang amalan pembawa keselamatan
dan kebahagiaan sehingga membuat kita tidak larut dalam ketakutan. Tentu hal
baik yang hendak diperoleh ketika kita tetap menjalankan shalat dalam keadaan
apapun itu, bahkan ketika kita menganggap bahwa diri kita begitu kotor.
Pesannya: jangan pernah meninggalkan shalat! Mengapa shalat menjadi penegas?
sebab sholat dalam buku tersebut diartikan sebagai ibadah yang menjaminkan kita
selalu mendapatkan ampunan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Selain kesempatan bacaan di atas, nasehat tentang dahsyatnya
Tahajjud menjadi ketukan yang semoga bisa membuka hati kita. qiyamullail dilakukan di sepertiga
malam, di waktu orang-orang sedang terlelap namun kita berusaha bangun dengan
perasaan ikhlas untuk menyembah Allah SWT. Pada hakikatnya, amalan apapun yang
kita lakukan khususnya shalat malam, semua tidak akan sia-sia di sisi Allah
SWT.
Diantara sub bagian dalam buku ini, selain informasi di atas,
saya begitu tertarik dengan pembahasan mengenai Shalawat. Ditekankan bahwa satu
kali shalawat, kita akan mendapatkan sepuluh kali rahmat.
Selain
dari buku ini beberapa referensi memang meyakini kedahsyatan shalawat.
Dikabarkan berita gembira bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa yang paling dekat dengan Nabi Muhammad di hari kiamat adalah yang paling
banyak bershalawat kepada Nabi Muhammad di dunia.
Dalam
hadits yang lain dijelaskan, bahwa di hari Jumat, kita juga boleh meninggalkan
seluruh dzikir untuk fokus bershalawat kepada Rasulullah, karena memang
Rasulullah meminta kepada kita untuk banyak bershalawat kepada beliau di hari
Jumat. (47)
Lalu
sebuah pertanyaan dari sahabat, Wahai Rasulullah, jika seluruh waktuku aku
khususkan untuk bersalawat kepadamu maka apa yang akan terjadi? Rasulullah
menjawab, ada dua hal yang akan kau peroleh. Pertama akan dicukupi segala
urusanmu, yang kedua dosamu akan diampuni (HR. at-Tirmidzi)
Apa
sesungguhnya yang diharapkan oleh manusia? yang diharapkan oleh manusia adalah
hidup di dunia tanpa kesusahan, dan hidup di akhirat tanpa dosa. Insya Allah
itu semua akan kita dapatkan dengan memperbanyak shalawat ke pada Nabi Muhammad
SAW. (49)
Saya
menyebut buku ini buku komplit. Sehingga semoga menjadi amal Jariyah bagi
penulis. Pesan-pesan lembut dituangkan dalam buku ini, tak keras lagi pedas.
Persis bagaimana penulis saat sedang berdakwah lewat verba. Penulis memberikan
informasi dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Melanjutkan
bacaan di buku ini, ada empat hal yang dapat melembutkan hati. Yang pertama,
yang dapat melembutkan hati adalah sedikit berbicara. Kedua, yang dapat
melembutkan hati dan membantu khusyu’ adalah tidak banyak bergaul. Kadang kita
tidak berhati-hati dengan pergaulan kita. (54)
Kadang
jika kita sudah masuk dalam lingkaran pertemanan yang toxic kita sulit melepaskan diri. Padahal seharusnya kita bisa
membeskan diri dari teman yang justru merusak iman.
Pada
bagian ketiga, yang dapat melembutkan hati dan membantu khusyu’ adalah sedikit
tidur. Wahwah... bagian ini rumit juga yah bagi yang tukang tidur. Tapi kata
Rasulullah “Sebaik-baik shalat itu adalah shalat Nabi Daud.” Setelah isya dia
tidur separu malam. Misalkan kalau malam hari itu kurang lebih adalah 8 jam,
maka dia tidur selama 4 jam. Kemudian dia bangun untuk shalat malam selama 2
jam, kemudian tidur lagi 2 jam yang tersisa. Begitulah cara nabi Daud. (55)
Keempat
yang dapat melembutkan hati dan membantu khusyu’ adalah sedikit makan.
Maka
menurut penulis buku ini bahwa yang membuat hati kita keras adalah banyak
bicara, banyak bergaul, banyak tidur dan banyak makan. Setelah mengetahui hal
tersebut, semoga Allah memudahkan kita untuk memperbaiki diri—bahwa segala
sesuatu yang melebihi kadarnya adalah hal yang tidak baik.
Terlalu sempit jika penjelasan tulisan ini sampai disini,
maka bukalah bukunya, bacalah dan semoga kita mampu mengamalkannya. Situasi yang penuh dengan ketidak pastian seperti ini, kita perlu mengisi jiwa dengan bacaan seperti ini. Selamat
merawat akal sehat, salam sehat untuk kita.
Komentar
Posting Komentar